Biografi singkat Rasulullah SAW (Bagian 3)| Kitab Tarikhul Hawadits Wal Ahwal an Nabawiyah Karya Sayyid Muhammad Al Maliki
Haji dan Umrah Rasulullah SAW
Hammam bin Yahya meriwayatkan dari Qatadah ia berkata:
Qatadah: “Berapa kali Nabi SAW melaksanakan haji?”
Anas : “Satu kali dan umrah empat kali.
Pertama ketika dihalangi kaum musyrikin, kedua tahun berikutnya ketika mengadakan
perjanjian (Hudaibiah), ketiga umrahnya dari Ji’ranah setelah membagikan harta
rampasan perang Hunain dan yang keempat umrahnya bersama haji” (Hadits Muttafaq
alaih)
Kesemuanya ini setelah hijrah ke Madinah. Adapun haji dan umrah
yang dilakukan Nabi SAW ketika di Makkah tidak diketahui. Dan haji yang
dilakukannya adalah haji wada (perpisahan), yaitu ketika Nabi SAW menyatakan
salam perpisahan kepada umatnya dan berkata: “Mungkin kalian tidak akan
melihatku lagi setelah tahun ini.”
Peperangan Rasulullah SAW
Menurut pendapat masyhur yang dikatakan Muhammad bin Ishak, Abu
Ma’syar, Musa bin Uqbah dan yang lainnya Rasulullah SAW mengikuti langsung dua
puluh lima peperangan. Dan ada yang mengatakan dua puluh tujuh peperangan.
Sedangkan jumlah pengiriman pasukan dan peperangan yang tidak diikuti Nabi SAW
sekitar lima puluhan.
Di antara dua puluh lima peperangan tersebut yang terjadi
pertempuran sebanyak sembilan kali yaitu di Badar, Uhud, Khandak, Bani
Quraizhah, Mushthaliq, Khaibar, Fathu Makkah, Hunain dan Thaif. Ada yang
mengatkan terjadi pertempuran juga di Wadil Qura, al-Ghaba dan Bani Nadhir.
Penulis-penulis Wahyu dan Utusan-utusan Rasulullah SAW
Di
antara penulis-penulis wahyu Nabi SAW adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah,
Abdullah bin Arqam az-Zuhri, Ubay bin Kaab, Tsabit bin Qais bin
Syammas, Khalid bin Said al-Ash, Hanzhalah bin Rabi’, al-Asadi, Zaid bin
Tsabit, Muawiyah bin Abu Sofyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Muawiyah bin Abu
Sofyan dan Zaid bin Tsabit adalah yang paling sering dan khusus dalam menulis
wahyu.
Rasulullah
SAW mengutus:
1.
Amr bin Umayyah ad-Dhamri ke raja Najasyi bernama Ashamah yang berarti
pemberian. Najasyi menerima surat Rasulullah SAW dan meletakkannya diantara
kedua matanya lalu turun dari singgasananya dan duduk di atas lantai. Ia pun
masuk Islam dihadapan Ja’far bin Abi Thalib dan para sahabatnya. Nabi SAW
melaksanakan shalat gaib ketika ia wafat. Diriwayatkan bahwa kuburannya selalu
memancarkan cahaya.
2.
Dihyah bin Khalifah diutus ke Kaisar Romawi Heraklius. Ia bertanya tentang
Rasulullah SAW dan meyakini kebenaran risalahnya. Ia pun ingin memeluk Islam
tapi orang-orang Romawi tidak menyetujuinya lalu ia mengurungkan niatnya karena
takut kehilangan kekuasaannya.
3.
Abdullah bin Huzafah as-Sahmi diutus ke Kisra Raja Persia. Setelah menerima
surat Nabi saw ia merobek-robek suart itu. Nabi saw lalu berdoa; “Semoga Allah
SWT menghancurkan kerajaannya.” Allah SWT mengabulkan doa tersebut dan
menghancurkan kerjaannya dan kaumnya.
4.
Hatib bin Abi Baltaah al-Lahkmi diutus ke Muqauqis Raja Alexandria dan Mesir.
Ia pun menerima dan berkata baik tetapi tidak masuk Islam. Ia memberi Nabi saw
hadiah budak yaitu Maria al-Qibtiyah dan saudarinya Sirin. Nabi saw memberikan Sirin
kepada Hassan bin Tsabit dan melahirkan anaknya yang bernama Abdurrahman bin
Hassan.
5.
Amr bin al-Ash diutus ke Raja Oman Jaifar dan Abd putera Julandi dari Azd.
Keduanya pun beriman dan memeluk Islam serta membiarkan Amr mengambil zakat dan
mengatur pemerintahan. Dan Amr menetap disana sampai Rasulullah saw wafat.
6.
Salith bin Amr bin al-Amiri diutus ke Yamamah menemui Haudzah bin Ali
al-Hanafi. Ia pun memuliakannya dan menulis kepada Nabi saw: “Alangkah mulia
dan indahnya ajaran yang kau serukan. Saya adalah penyeru dan penyair kaumku.
Berikanlah aku sebagian kekuasaan“. Rasulullah saw tidak mau mengabulkan
keinginannya dan ia pun tidak masuk Islam dan wafat ketika fathu mekah.
7.
Syuja bin Wahb al-Asadi diutus ke Harits bin Abi Syamr al-Ghassani raja Balqa
suatu daerah di Syam. Syuja berkata:“Setibanya aku disana ia sedang berada
didataran renda Damaskus lalu membaca surat Nabi saw dan membuangnya seraya
berkata: Saya akan datang kepadanya. Tapi Kaisar mencegahnya.
8.
Abu Umayyah al-Makhzumi diutus ke al-Harits al-Himyari salah seorang pembesar
Yaman.
9.
Al-Ala’ bin al-Hadromi diutus ke Munzir bin Sawa al-Abdi raja Bahrain dan
membawa surat Nabi saw yang menyerukan kepada agama Islam, ia pun masuk Islam.
10.
Abu Musa al-Asyari dan Muadz bin Jabal al-Anshari diutus ke Yaman menyeru
kepada Islam. Penduduk Yaman dan para penguasanya pun masuk Islam tanpa
pertempuran.
Paman dan Bibi Rasulullah SAW
a.
Rasulullah saw mempunyai 11 orang paman, yaitu:
1.
Al-Harits, putera tertua Abdul Muttalib. Sebenarnya al-Harits ini adalah nama
julukan. Banyak di antara putera dan cucunya tergolong Sahabat Rasulullah SAW.
2.
Qutsam, saudara seibu Al-Harits. Ia meninggal ketika masih kecil.
3.
Zubair bin Abdul Muttalib, termasuk pemuka kaum Quraisy. Puteranya yang bernama
Abdullah bin Zubair ikut berjihad bersama Rasulullah saw pada Perang Hunain dan
gugur di Ajnadin. Dia gugur dan bersamanya terdapat tujuh orang musuh yang
telah dibunuhnya.
Dan
diantara puteri Zubair adalah Dhuba’ah binti Zubair, ia termasuk Sahabiyah Rasulullah
saw dan Ummul Hakam binti Zubair, termasuk Sahabiyah yang meriwayatkan
hadits-hadits Rasulullah saw
4.
Hamzah bin Abdul Muttalib, yang bergelar asadullah wa asadu rasulih (singa Allah dan RasulNya). Saudara
sepersusuan Rasulullah saw. Masuk Islam sejak awal dakwah Rasulullah saw,
kemudian hijrah ke Madinah. Turut serta dalam Perang Badar dan Perang Uhud. Dan
gugur dalam Perang Uhud tersebut. Beliau tidak mempunyai keturunan kecuali
seorang puteri.
5.
Abul Fadhl, al Abbas bin Abdul Muttalib. Dia termasuk pemeluk Islam yang taat.
Turut serta dalam hijrah ke Madinah. Usianya hanya selisih tiga tahun lebih tua
dari Rasulullah saw. Meninggal pada tahun 32 H di Madinah, di saat pemerintahan
Khalifah Utsman bin Affan ra. Dia memiliki 10 orang putera, diantaranya: al
Fadhl, Abdullah, dan Qutsam. Mereka termasuk Sahabat Rasulullah saw. Diantara
paman-paman Rasulullah saw hanya Hamzah dan Abbas yang masuk Islam
6.
Abu Thalib bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdu Manaf. Ia saudara
Abdullah (ayah Rasulullah saw) seibu. Termasuk saudara mereka seibu adalah
Atikah yang bermimpi dalam perang Badar. Ibu mereka adalah Fatimah binti Amr
bin Aidz bin Imran bin Makhzum.
Diantara putera Abu Thalib adalah Thalib, yang meninggal dalam
kekafiran. Sementara putera yang lain, yaitu Aqil, Ja’far, Ali, dan Ummi Hani’
termasuk sahabat Rasulullah saw. Nama asli Ummu Hani’ adalah Fakhitah. Ada
riwayat lain yang menyebutkan nama aslinya Hindun. Termasuk anak Abu Thalib
adalah Jumanah.
7.
Abu Lahab bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdul Uzza. Diberi julukan
Abu Lahab karena tampan paras wajahnya. Diantara puteranya adalah Utbah dan
Muattab. Keduanya turut serta bersama Rasulullah saw dalam Perang Hunain.
Putera yang lain, yaitu Durrah juga termasuk sahabat Rasulullah saw. Sementara
putera yang lain, yaitu Utaibah meninggal diterkam Singa di Zarqa, daerah Syam
lantaran kekufurannya menolak dakwah Rasulullah saw.
8.
Abdul Ka’bah
9.
Hijl, nama aslinya al Mughirah
10.
Dhirar, saudara seibu al Abbas
11.
Al-Ghaidaq (sang Dermawan), disebut demikian karena ia adalah orang Quraiay
yang paling dermawan dan sering memberi makan.
b.
Rasulullah SAW memiliki 6 orang bibi, yaitu:
1.
Shafiyyah binti Abdul Mutthalib. Ia masuk Islam di Makkah kemudian hijrah ke
Madinah. Ia adalah saudara seibu dari Hamzah (paman Rasulullah SAW) dan ibu
Zubair bin Awwam, seorang sahabat Rasulullah saw. Wafat di Madinah pada saat
pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra
2.
Atikah binti Abdul Muthtalib. Dalam sebuah riwayat disebutkan beliau adalah
seorang muslimah. Bermimpi pada Perang Badar. Ia adalah istri Abu Umayyah bin
Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Diantara puteranya adalah Abdullah,
termasuk sahabat Rasulullah saw, dan Zuhair dan Qaribah al Kubra
3.
Arwa binti Abdul Mutthalib. Istri Umair bin Wahb bin Abdi Dar bin Qushayy. Dari
pernikahan ini lahirlah Thulaib bin Umair, salah seorang Muhajirin senior,
turut dalam Perang Badar dan gugur di Ajnadin sebagai syahid.
4.
Umaimah binti Abdul Mutthalib, istri Jahsy bin Riab. Dari pernikahan ini
lahirlah Abdullah (yang gugur di Uhud), Abdun yang dikenal dengan Abu Ahmad al
A’ma si Penyair, Zaenab (istri Rasulullah saw), Habibah, Hamnah. Mereka semua
adalah sahabat Rasulullah saw. Demikian pula Ubaidullah bin Jahsy pada mulanya
masuk Islam, tetapi kemudian masuk Kristen dan meninggal di Etheopia dalam
keadaan kafir.
5.
Barrah binti Abdul Mutthalib, istri Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar
bin Makhzum. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Salamah yang nama aslinya adalah
Abdullah. Ia adalah suami Ummi Salamah sebelum diperistri Rasulullah saw.
Setelah Barrah diperistri Abdul Asad, ia dinikahi Abu Rahm bin Abdul Uzzabin
Abu Qois. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Abrah bin Abu Rahm.
6.
Ummu Hakim al Baidha’ binti Abdul Mutthalib, istri Quraisy bin Rabiah bin Habib
bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Dari pernikahan ini lahirlah Arwa binti Quraiz,
ibu dari Utsman bin Affan ra.
Komentar
Posting Komentar